RPP Antropologi Analisis Kesamaan dan Keragaman Budaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran          : Antropologi
Kelas/program           : XI/Bahasa
Semester                   : 1 (satu)
Alokasi waktu            : 6 x 45 menit
Pertemuan                 : 4-6

Standar Kompetensi :
Menganalisis kesamaan dan keberagaman budaya

Kompetensi Dasar :
Mengidentifikasi berbagai budaya lokal, pengaruh budaya asing, dan hubungan antar budaya

Indikator :
Indikator
Nilai karakter
· Mengidentifikasikan budaya lokal yang ada di masyarakat
· Melakukan pengamatan tentang potensi keberagaman budaya yang ada di masyarakat setempat dalam kaitannya dengan kasus kekurangan air bersih di Indonesia

·         Gemar membaca
·         Meningkatkan rasa ingin tahu
·         Demokratis
·         Menghargai pendapat orang lain
·         Komunikatif
·         Jujur
·         Bersifat logis


Tujuan Pembelajaran :
· Siswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan pengertian dan konsep pluralitas budaya
· Siswa mampu mengenali (to recognize) budaya lokal yang ada di sekitarnya
· Siswa mampu mendeskripsikan pengaruh budaya asing terhadap budaya lokal dan budaya nasional
· Siswa memiliki kemampuan untuk mendefinisikan dan menjelaskan dampak pluralitas budaya bagi kehidupan bangsa
· Siswa dapat mendeskripsikan wilayah Indonesia mana yang kekurangan air bersih
· Siswa dapat menjelaskan bagaimana sistem teknologi masyarakat setempat untuk mengatasi permasalahan tersebut
· Siswa dapat memahami sumur resapan sebagai teknik konservasi air yang diterapkan di sekolah

Materi Pembelajaran :
a.      Pluralitas Budaya di Indonesia
Indonesia kaya akan berbagai macam suku bangsa dan kebudayaan daerah. Adanya kekayaan budaya tersebut sering kali tidak diimbangi dengan sikap toleransi dan empati. Maka dari itu, sejumlah ahli antropologi mengatakan betapa pentingnya keanekaragaman kebudayaan secara vertikal dalam masyarakat yang menekankan mengenai pentingnya keanekaragaman kebudayaan yang dinamakan pluralisme budaya, yang kemudian akan menjadi dasar munculnya multikulturalisme yang mengajarkan akan kesederajatan.
b.      Pluralitas Budaya Lokal
Kebudayaan lokal adalah kebudayaan yang dimiliki masyarakat-masyarakat lokal di dalam Negara Indonesia. Kebudayaan lokal sering disebut dengan kebudayaan daerah.
Setiap daerah memiliki kebudayaan masing-masing. Contoh: kebudayaan lokal masyarakat Pulau Jawa yaitu kebudayaan lokal masyarakat Sunda, kebudayaan lokal masyarakat Badui, kebudayaan masyarakat Tengger.
c.       Budaya Lokal sebagai Akar Kebudayaan Nasional
Sumber kebudayaan nasional adalah kebudayaan lokal dari masing-masing daerah di Indonesia. Salah satu syarat sebuah kebudayaan lokal menjadi kebudayaan nasional adalah harus memiliki sifat khas dan istimewa tanpa ada persamaannya dalam kebudayaan lain di dunia.
Puncak-puncak keanekaragaman kebudayaan suku bangsa yang ada di Indonesia memperlihatkan adanya prinsip-prinsip kesamaan dan saling kesesuaian satu sama lain.
Indonesia sangat kaya dengan budaya lokal. Apabila budaya lokal ini tidak dikelola secara benar, akan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa Indonesia.
Contoh : sistem pemerintahan Indonesia banyak meminjam istilah lokal untuk dijadikan istilah resmi dalam pemerintahan. Misalnya istilah kecamatan, di mana pada awalnya istilah ini adalah istilah lokal pada pemerintahan Sunda.

d.      Pengaruh Budaya Asing terhadap Budaya Lokal dan Nasional
Kebudayaan asing adalah kebudayaan yang hidup dan dimiliki oleh masyarakat di luar bangsa Indonesia. Dampak yang dihasilkan oleh budaya asing ada dua, yaitu dampak positif dan negatif. Dampak positif misalnya pada bidang teknologi, sedangkan dampak negatif misalnya gaya hidup mengkonsumsi obat terlarang (narkoba) dan free sex.


e.       Dampak Pluralitas Budaya bagi Kehidupan Bangsa
Dampak yang dihasilkan pluralitas budaya adalah sebagai berikut :
1)      Dampak positif : kebudayaan lokal dapat memperkaya kebudayaan nasional, kearifan budaya lokal dapat memperkaya strategi pembangunan sesuai lokasinya, teknologi tradisional dapat menjadi alternatif bagi pengembangan dan pemasyarakatan teknologi.
2)      Dampak negatif : adanya sistem nilai dan orientasi religi yang berbeda dapat menimbulkan konflik sosial antaretnis.

STUDI KASUS :
            Dari 92 daerah terluar di Indonesia, 64 diantaranya merupakan daerah sulit air bersih. Selain itu hampir setengah penduduk Indonesia kekuarangan bahkan tidak punya sumber air bersih. Ditambah lagi jika 20 persen dari penduduk Indonesia meninggal akibat kekurangan air bersih. 
Karenanya Sekretasi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indroyono Soesilo mengatakan Indonesia harus punya solusi untuk mendapatkan air bersih di berbagai daerah di Indonesia karena ketersediaan air bersihnya sudah mencapai tahap kritis.   
Untuk mengatasinya Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi dan lembaga lainnya telah melakukan upaya teknis untuk mendapatkan pasok air bersih. Untuk menambah pengalaman, perusahaan dari Australia memberikan pengalaman dengan mengenalkan penemuan teknologi desalinasi dengan tenaga surya suatu alternatif teknologi untuk mendapatkan air bersih. 
        Teknologi desalinasi dengan tenaga surya tersebut terbukti mampu menghasilkan air berkualitas tinggi. Dari air laut hingga air terkontaminasi menjadi air bersih layak minum. Dengan kemampuan teknologi surya air bersih dapat diperoleh dengan harga murah dan mudah.
Panel-panel tenaga surya digunakan untuk meningkatkan suhu air dalam scholar collector sehingga penguapan atau kondensasi dalam panel meningkat lebih sempurna. Panel didisain secara canggih, geometris, mudah perawatannya dengan kinerja optmal dan dipastikan harganya terjangkau. Alat ini dapat memroses air dari sumber apapun menjadi air bersih tanpa meniggalkan emisi gas rumah kaca. 
Teknologi itu mencakup teknologi Zero Liquid Discharge (ZLD) yang mampu mengubah limbah. Hasilnya merupakan kombinasi antara air munum dengan garam (hasil fraksinasi garam). Garam ini memberi nilai tambah karena bermanfaat dijadikan garam meja atau garam untuk kolam renang dan magnesium klorida yang dihasilkan pun dapat digunakan oleh industri tambang sebagai penekan debu. Hasil sampingan fraksinasi ini dapat dijual dan menghasilkan uang dan yang lebih penting lagi adalah minimnya dampak lingkungan hidup yang dapat terjadi.

        Penemu hak paten Peter Johnstone mengatakan teknologi ini telah diterapkan di 26 negara. Ia juga berharap bisa membangun pabrik di Indonesia dengan investasi 10 juta USD. Dengan itu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia untuk memperoleh air bersih dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Dikutip dari http://www.technology-indonesia.com/energi/konservasi-energi/274-masyarakat-indonesia-kekurangan-air-bersih
Metode Pembelajaran :
1.   Penugasan ( pengembangan peta konsep )
2.   Dialog interaktif ( diskusi kecil ) mengenai Studi Kasus yang dipaparkan

Langkah-langkah Pembelajaran :
1.Kegiatan awal          : a.  apersepsi
                                      b.  Pemberian peta konsep oleh guru
                                      c.  Membentuk diskusi kecil
2. Kegiatan inti           :
*   Siswa setelah mendapatkan penjelasan singkat dari guru dengan bantuan buku pegangannya mengembangkan peta konsep sesuai pemahamannya masing – masing .
*   Berdasarkan studi kasus, siswa diminta untuk menyebutkan daerah mana saja di Indonesia yang kekurangan air.
* Siswa diminta untuk mengobservasi bagaimana tindakan masyarakat untuk mengatasi             permasalahan tersebut.
*  Guru secara aktif mengarahkan siswa untuk mengamati lingkungan sekitar SMA Kebomas     dan menjelaskan bahwa sekolah pun telah melaksanakan konservasi air dengan sarana        sumur resapan
*  Siswa pada pertemuan berikutnya diminta untuk menjelaskan fungsi dan manfaat dari sumur             resapan yang ada di halaman sekolah

Alat dan Bahan Sumber Belajar :
a.Sumber belajar : 
·         Nugroho Trisnu Brata. 2007. Antropologi untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
·         Drs.Taufiq Rohman Dhohiri, dkk. 2006. Antropologi  SMA kelas XI. Jakarta : Yudhistira.
·         Emmy Indriyawati. 2007. Antropologi untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta : JP Books

b.Bahan              :  Buku, Internet, Sumur Resapan
c.Alat                 :  LCD , Komputer , Internet , VCD

Penilaian :
a.    Kognitif : pengembangan peta konsep

                                                   













b.       

b. Pelaksanaan Diskusi Kelas Teknik Konservasi Air di beberapa wilayah di Indonesia :
NO
N A M A SISWA
KRITERIA YANG DINILAI


PENYAJIAN
KEAKTIFAN
PENANYA
PENJAWAB
1





2





3





4











Keterangan : Masing – masing kriteria rentangan nilainya 1 s / d 25
Hasil kerja individu berupa pengembangan peta konsep kriteria penilaiannya meliputi :
a. Kerapian
b.Kebenaran materi
c. Kesesuaian dengan sumber
d. Ketepatan


c.    Penilaian Afektif :
NO
NAMA
SISWA
INDIKATOR  SIKAP

Aktivitas diskusi
Menghargai Pend.org lain
Kehadiran siswa
Tanggung jawab
Skor
Nilai

1















































            Catatan :


Mengetahui                                                                                        Gresik, 20 Juli 2012
Kepala Sekolah,                                                                                  Guru Antropologi,



Drs. Abdul Gofur, M.Pd                                                                    Trianasari, S.Pd
NIP : NIP. 19610227 198512 1 001                                                    NIP. 19860311 201001 2 016







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Antropologi

RPP Bahasa Inggris Future Tense Kurikulum 2013

Analytical Exposition Text