Untuk Hades
Keinginan
merupakan sumber utama samsara. Manusia yang bisa melepaskan diri dari
keinginan hawa nafsunya, dialah seorang Brahma. Baginya, dunia tak lagi indah
melainkan penjara dari bertemu sang Sejati.
Dear Hades,
Kebahagiaan
itu abstrak, hanya saja itu dapat teridentifikasi ketika hatimu tiba-tiba
merasa hangat dan seketika itu ribuan sakura berguguran tepat disekitarmu.
Bahagia itu mungkin sederhana, tak serumit ketika kita harus belajar keras dan
meraih nilai tertinggi di kelas. Bahagia mu mungkin adalah ketika kamu menari
dan meliukkan setiap sendi di tubuhmu dengan anggun dan penuh aura. Menjentikkan
jari tengah dan ibu jari mu ke udara, berdiri tegap dan telapak kaki kananmu sedikit
terangkat.
Tidak
kah itu lebih abadi dari sekedar perhitungan laba rugi ?
Konsep baik dan buruk, jahat dan bidadari itu
mungkin akan sedikit membuatmu bingung dan sedikit putus asa. Kami manusia
dewasa menamakannya fleksibel alias sesuatu yang bisa ditawar atau tidak harus
saklek adanya, bahwa ketika A itu tidak harus selalu bernilai A. Karena
faktanya memang tidak begitu.
Waktu
akan mengajarimu semuanya. Dan aku tidak akan pernah pergi.
Apa
jadinya dunia ketika setiap orang sibuk memikirkan dirinya sendiri. Mungkin
bagimu, berbagi itu tidak perlu dilakukan. Yang penting bagimu adalah tidak
membuat kerugian. Bisakah kita sebentar saja membicarakan ini dan melepas
arogansimu dengan perhitungan laba rugi ?
Berbagi
itu mengakibatkan orang lain bahagia. Tidak kah membuat mereka bahagia akan
membuatmu merasa sedikit hangat. Kami menyebutnya cinta. Dan cinta yang semacam
ini, konon adalah cinta yang diperebutkan para dewa di Yunani sana. Manusia
saling memberi, berkorban dan berjuang demi manusia lainnya.
Seperti
aku yang keliling supermarket untuk kinder bueno. Tiba-tiba sakura berguguran
ketika dia menceritakan bagaimana kamu ketika itu. Percayalah, kita akan
baik-baik saja dengan tidak berpikiran buruk.
Komentar